Recent Posts

Kamis, 01 September 2016

0 komentar

Membaca Peta



Membaca Peta
59:21

Sunyi ini, kertas berdebu menuangkan
petuah-petuah kasih. Awan bermata biru
dan sendu gegas kembali bentangkan sujud.
Gunung  terpecah walau hanya dibelah sebilah firman.
Duhai hatiku, mengapa kau  lebih agung dari gunung?

di dalam hatiku, para pekerja proyek sibuk
menuangkan semen, membangun tembok beton
menyusun pagar. Mereka memang sengaja lupa memasang
jendela dan pintu.  Betapa mereka senang memasung
gelap, tak ada katup apatah lagi tutup
 tidakkah kau tahu segala yang terbuka memungkinkan
diterangi cahaya walau bayangan tak terelak adanya.

*
Batu di antara gemuruh air sungai
memelihara rasa takut gentar terburai
tatkala sehelai firman langit diurai
pada dunia segumpaldarahku terbuai






Kebahagiaan
Langit sering bertukar baju
baju biru baru saja kusetrika
dan dia memakainya
aku tak mengenakan apa-apa
selain selembar mendung.

Sore ini langit ingin ke pesta
meminjam celana robek
yang kusampirkan di ranting
tragedi dan fitnah duniawi.

Langit mengurung diri di atas sana
tak jadi menuju pesta. Dia membuka tirai
memperhatikan orang-orang yang
menyebut dirinya kebahagiaan

Bahagia menurut mereka adalah
jalan keluar dengan masuk ke rumah
menutup diri dari pertemuan dan
mengurangi pertemanan. Sesekali
membuka jendela untuk menyapa
tetangga atau penjual sayur agar
tak tergiur dengan perbagai macam
Tagihan dan tuntutan.

Berbagai perihal antah dari luar
mudah sekali menerobos masuk
mencampur warna-warni dinding
hati. Mengubah posisi atas ke bawah
merubah porselen indah jadi jatuh
cengeng dan mudah pecah.

Poster berisi ancaman. Spanduk
bertuliskan janji: tipuan. Sajadah
tersadai, menipis di belai badai.










0 komentar:

Tinggalkan Komentar anda ya,

Best viewed on firefox 5+

like

follow me

CAHAYA HATI

Copyright © Design by Dadang Herdiana